Komentar Tuhan
Oleh: Dahlan IskanYuwono Kelik
sebenere kalau dengan harga yang seperti abah bilang dapat ron 112 itu masih ok. disini banyak kok kendaraan2 high performance yang butuh bahan bakar dengan ron diatas 110 dan selama ini sangat mahal harganya
Hardiyanto Prasetiyo
Jika menganut Peak Oil Theory karya Hubbert, inovasi energi terbarukan seperti ini untuk diversifikasi energi tepat sekali. Karena pada abad 21, ditengarai produksi crude oil sudah pada puncak maksimum porduksinya diseluruh dunia. Salah satunya yg sudah mulai hijrah adalah Oil King Arab Saudi, melalui Saudi vision 2030 mereka telah mendiversifikasi pendapatan mereka dari yang awal mula didominasi dari sektor energi akan mulai beralih ke sektor pariwisata. Ini menandakan bahwa sektor energi sudah habis masanya. Saudi vision 2030 adalah jawaban dari alternatif solusi atas krisisnya energi di Arab Saudi. Bagaimana contermeasure dari konsumen seperti Indonesia ? Inovasi energi macam inilah yg dibutuhkan segera jika tidak mau mengalami energy shortage layaknya Lebanon kapan hari. Cuman masalahnya inovasi macam ini sering kali terhambat karena birokrasi yg berbelit2, karena sekali lagi menyangkut hajat hidup mafia minyak kedepannya yang akan tereduksi jika inovasi energi ini terjadi. Akankah BRIN dapat memfasilitasi inovasi macam ini? ataukah BRIN masih disibukkan dengan urusan lebur melebur lembaga riset? atau malah BRIN hanya menjadi Badan Reset Inovasi Nasional yang hanya mereset standarisasinya saja tanpa mendukung aktualisasinya? Kita tunggu saja dan semoga sesuai dengan gajinya.
Alexs sujoko sp
Dari hasil uji coba laboratorium Biji Nyamplung kurang lebih sama dengan Biji Jarak : 20% dihasilkan FAMEs dan 80% nya adalah Sampah sisa produksi. Sementara kalau Biji Kelapa Sawit dihasilkan 40% FAMEs dan 60%nya adalah Sampah sisa produksi. Biji Nyamplung atau Biji Jarak sangat sedikit hasil panennya. Setahun hanya dua kali produksi. Saat musim kemarau hasil minyaknya bagus dengan kandungan air yang sedikit, namun saat musim hujan hasil minyaknya sedikit dengan kandungan air yang banyak. Sementara Kelapa Sawit akan berbuah sepanjang tahun, dan hasilnya jelas lebih besar. Berarti lebih efisien dan lebih produktif. Suwun.......
Rissa
cantik nian si alis tebal di kaki tambora nan menjulang aku tau inisialku gombal numpang lewat menghibur disway tersayang si cantik itu menghilang tak kembali di temaram tambora senja nan abadi izinkan aku minta maaf kedua kali esok pagi namaku berganti asli
Liam
Temanya green energy. PLN jika mau, mungkin bisa cuan banyak di bidang solar energy. Dengan cara menyediakan layanan instalasi terintegrasi kepada masyarakat. Tenaga ahli banyak, tahu mana produk panel surya yang terbaik dan tahan lama. Untungnya dobel buat masyarakat juga pemerintah. Masyarakat menjadi kenal dengan aplikasi panel surya, dapat layanan nya terpercaya, Budaya penggunaan energi tenaga surya bisa meluas ke seluruh Indonesia. Pemerintah beban anggaran untuk PLN menjadi lebih ringan karena ada swadaya masyarakat di urusan listrik. PLN bisa mencetak laba yang lumayan, dan karena di kerjakan sendiri lebih gampang manajemen input tenaga listrik panel surya surplus yang misalnya di jual kembali ke PLN. Jangan sampai swasta yang cuan impor dan instalasi panel nya, PLN yang jena getah nya ,karena diharuskan undang-undang membeli listrik hasil produksi panel surya dari masyarakat.
*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id