Komisi VI: Awas Rekayasa Mafia Daging
"Peternak sapi tidak pilihan sama sekali selain menjual sapi mereka dengan harga yang murah. Lebih-lebih di saat musim kemarau seperti sekarang, di mana pakan ternak sulit didapat," ujarnya.
Ini didasari temuan di lapangan, bahwa harga sapi di beberapa daerah masih murah bahkan peternak masih kesulitan jual sapi di pasar. Di beberapa pasar di daerah Jawa Tengah harga sapi masih wajar, bahkan kecenderungan sepi tidak ada pembeli karena daya beli menurun.
"Tapi di seputaran Ibukota Jakarta naik? Nampaknya para mafia itu dengan leluasa bisa memainkan harga daging di pasaran. Pasokan menjadi terdistorsi. Akibatnya, harga daging bisa menembus angka setinggi mungkin sesuai yang mereka mau. Mereka sudah menguasai rantai bisnis daging dari hulu sampai hilir," tegasnya.
Karena itu, Heri meminta Kemendag harus lebih proaktif dan segera melakukan intervensi harga dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga khusus terutama menjelang Idul Adha. Koordinasi dengan Kementan, Bulog, juga harus diintensifkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan pengamanan distribusi.
"Jangan sampai peternak-peternak itu terus menjual sapinya ke lingkaran mafia. Harus dipastikan juga sebisa mungkin peternak tidak menjual daging sapi dalam bentuk gelondongan kepada tengkulak. Tapi, dalam bentuk karkas (daging segar) secara langsung ke pasar," tambahnya.(fat/jpnn)