Komnas HAM Dinilai tak Paham Masalah
jpnn.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dinilai salah sasaran telah mencampuri polemik PT Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, dengan mengirimi surat ke Presiden Joko Widodo meminta pabrik ditutup.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso, polemik yang terjadi pada Semen Rembang berkaitan dengan industri negara, investasi dan ikim usaha serta perekonomian.
"Sekarang tugas Komnas HAM apa? Nah, kalau ada masyarakat yang tertindas, teraniaya, tergusur HAM mereka karena ada pabrik Semen Rembang, silahkan saja. Lho sebaliknya kan, semua warga Rembang justru menerima hadirnya pabrik semen," ujar Bowo, Rabu (12/4).
Bowo merasa heran dengan sikap Komnas HAM yang justru tidak melihat dan memahami bahwa mayoritas warga Rembang sangat setuju dengan keberadaan pabrik semen.
"Mereka justru malah merasa terbantu peningkatan ekonominya karena pabrik Semen Rembang. Warga Rembang menerima pabrik semen. Kok Komnas HAM malah minta ditutup? Aneh sekali," ucap Bowo.
Untuk itu Bowo menyarankan sebaiknya Komnas HAM memahami masalah yang sebenarnya. Apakah yang menolak Semen Rembang adalah murni semuanya warga setempat atau disusupi orang luar.
Bowo mengingatkan, di balik polemik Semen Rembang yang paling berwenang adalah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Instansi tersebut, menurut Bowo, berwenang menyelidiki kebenaran indikasi persaingan usaha.
"Menurut saya justru KPPU yang harusnya menelusuri fakta di balik polemik Semen Rembang. Apakah ada persaingan usaha di sana kalau industri negara berdiri, ada yang terganggu bisnisnya. Komnas HAM itu salah alamat," Bowo menuturkan.