Komnas HAM: Istana Dukung Pengemisan Terbuka
Senin, 13 September 2010 – 13:39 WIB
Anggota Komnas HAM yang juga seorang tunanetra itu mengatakan, pembagian amplop kepada masyarakat miskin dan penyandang cacat itu, mencederai nurani dan akal sehat. Saharuddin mengapresiasi niat baik yang dilakukan Istana Negara, namun menurut dia cara yang ditempuh tidak tepat. "Istana adalah simbol negara. Harusnya itu tidak dilakukan dengan gegabah, dan perlu dimodifikasi agar tidak jatuh korban," ujar dia.
Berdasarkan pengalaman pribadi, Saharuddin memandang pemberian sedekah kepada penyandang cacat sangat tidak mendidik. Walaupun, pemberian amplop berisi uang sebesar Rp 100 ribu itu disebut sebagai pengganti transportasi. Menurut dia, tindakan itu seakan memberi sinyalemen bahwa tunanetra perlu mendapat belas kasihan.