Komnas Perempuan Hanya Minta Klarifikasi
jpnn.com - JAKARTA - Komisi Nasional (Komnas) Perempuan mengaku hanya meminta klarifikasi kepada Badan Kehormatan (BK) DPR RI mengenai uji kelayakan yang dinilai menganggu perempuan. Komnas Perempuan menampik apabila mengadukan sejumlah anggota Komisi I DPR atas dugaan pelecehan terhadap Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agatha Lily saat uji kelayakan awal Juli 2013 lalu.
"Surat permohonan klarifikasi bukan pengaduan telah dikirim Komnas Perempuan pada 22 Juli 2013," kata Ketua Komnas Perempuan, Yuniyanti Chuzaifah melalui siaran pers, Kamis (12/12).
Yuniyanti menjelaskan, surat klarifikasi dilayangkan untuk menyikapi informasi yang didapat langsung dari seorang peserta uji kelayakan Komisioner KPI. Peserta tersebut merasa sikap anggota Komisi I saat uji kelayakan mengganggu dan merendahkan perempuan.
Dalam suratnya, Komnas Perempuan mempertanyakan kualitas pertanyaan yang diarahkan kepada sejumlah kandidat perempuan yang sama sekali tidak relevan dengan tujuan uji kelayakan. Termasuk di dalamnya adalah pertanyaan dan komentar yang dilontarkan oleh anggota dewan seputar aspek fisik, penampilan dan status hubungan personal calon perempuan.
"Pertanyaan, komentar yang kerap dikemas dalam candaan tersebut, bernuansa melecehkan, atas dasar kesetaraan laki-laki dan perempuan apa pun latar belakang sosial dan status perkawinannya," papar Yuniyanti.
Masih lanjut Yuniyanti, pertanyaan guyon tersebut juga potensial mengganggu integritas maupun konsentrasi kandidat perempuan. Untuk jangka panjang, kondisi ini dapat menghalangi munculnya kandidat- kandidat perempuan yang potensial menjadi pejabat publik atau untuk duduk di posisi-posisi strategis dalam institusi negara.
Surat klarifikasi yang dilayangkan Komnas Perempuan telah ditanggapi positif oleh BK DPR. Tanggapan itu disampaikan oleh Ketua BK DPR RI dalam pertemuan pada Selasa (10/10) kemarin.
"Permohonan klarifikasi ini dimaksudkan untuk memastikan DPR RI sebagai institusi negara serius merawat Hak Asasi Manusia dan turut menjadi bagian penting dalam penghapusan diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan," tegasnya.