Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kompetisi Wirausaha Berhadiah Rp 2 Miliar Buka Pendaftaran

Jumat, 21 September 2018 – 22:31 WIB
Kompetisi Wirausaha Berhadiah Rp 2 Miliar Buka Pendaftaran - JPNN.COM
Helmu Yahya saat menjelaskan tentang mekanisme kompetisi. FOTO : Istimewa Wismilak for JPNN

jpnn.com - Kompetisi wirausaha Diplomat Success Challenge (DSC) yang menawarkan hadiah total Rp 2 miliar masih membuka pendaftaran secara daring melalui website resminya hingga 1 Oktober 2018 pukul 23.59 WIB. Saat ini telah banyak proposal usaha yang masuk di kompetisi bagi anak muda Indonesia yang memiliki ide bisnis kreatif. Perbedaan model bisnis dan inovasi, menjadi pembeda kepesertaan kompetisi DSC setiap tahun penyelenggaraannya.

Tahun ini berdasarkan statistik, lima bidang industri atau sektor usaha yang paling banyak peminatnya didominasi oleh sektor kuliner, perdagangan, industri kreatif, teknologi digital, dan industri agro.

Juri dan Dewan Komisioner (Dekom) DSC, Helmy Yahya, mengatakan, ”Setiap tahun kompetisi, bidang kuliner selalu menjadi favorit karena sektor ini mudah digarap dan kekinian. Pelaku usaha tinggal memikirkan bagaimana mengemas dan menjual produk kulinernya.”

Pola kerjasama bisa dilakukan secara daring, atau kerjasama dengan penyedia aplikasi macam Gojek atau Go Food.

Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI ini menambahkan, dibandingkan dengan bidang usaha lain seperti industri proses, kreatif, atau agro yang memerlukan pelatihan secara khusus, industri kuliner dapat dimulai dengan bermodalkan passion. Modal usahanya juga tidak perlu besar, karena jika dipasarkan secara daring, tidak akan butuh ekstra tenaga lagi,” jelas pemilik gelar master of Professional Accounting dari Universitas Miami ini.

Tahun 2018, pemerintah menaruh perhatian besar terhadap pengembangan sektor pariwisata di Indonesia. Di kompetisi DSC tahun ini, peserta dengan industri pariwisata belum tumbuh secara signifikan. Menurut Helmy, butuh upaya lebih keras dan waktu yang panjang untuk mengembangkan sebuah daerah potensi wisata menjadi destinasi wisata. Pengembangan di sini berarti juga harus menjadikan daerah itu bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitar dan bertanggung jawab terhadap kelestarian alamnya. Hal-hal tersebut tidaklah mudah dan harus dilakukan berbagai sektor sehingga dalam pengelolaan pariwisata, kelihatannya kurang “seksi” peminat.

Alumni STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) ini mengatakan, untuk mengkurasi sampai lolos dalam penyaringan kompetisi, para juri juga melihat kriterium model bisnisnya. Jadi ada di antara para peserta yang cara pemasaran produknya, sudah menggunakan sistem aplikasi. Ini yang membedakan seleksi DSC ke-9 tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Perbedaan model bisnis sebagai dampak terjadinya disrupsi di bidang ekonomi, turut jadi pertimbangan kami para juri. Ada pengembangan pariwisata secara hybrid, sehingga pemesanan dilakukan melalui sistem aplikasi. Ada juga pengembangan jasa usaha bengkel yang peminatnya juga harus  mengunduh sistem aplikasinya. Itu sebabnya kemasan sektor atau bidang usaha, perlu ikut menyesuaikan,” lanjut Helmy.

Pola kerjasama bisa dilakukan secara daring, atau kerjasama dengan penyedia aplikasi macam Gojek atau Go Food

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News