Komunitas Indonesia di Melbourne Ikut Ramaikan Parade Australia Day
Sejak tahun 1970-an, Indonesia, sebagai negara tetangga terdekat Australia selalu diundang untuk memeriahkan acara tahunan parade Australia Day. Untuk tahun ini gabungan komunitas Indonesia di Melbourne dan Victoria kembali mencoba kenalkan kekayaan budaya Indonesia.
Bagas Dwipantara Putra. Koleksi pribadi.
Australia Day Parade adalah salah satu aktivitas yang paling dinanti-nantikan oleh warga Melbourne dan sekitarnya dalam merayakan Australia Day.
Setiap pagi di tanggal 26 Januari, jalanan pusat kota Melbourne sudah ditutup untuk transportasi dan sebagai gantinya ratusan warga telah membuat barisan panjang untuk melihat parade.
Parade ini menampilkan lebih dari 100 komunitas yang ada di Australia dengan memperlihatkan budayanya masing-masing.
Setiap tahunnya, komunitas Indonesia pun ikut dalam parade keliling yang dimulai dari Swanston St hingga tugu peringatan Shrine of Remembrance di kawasan St Kilda Road.
"Tahun ini ada sekitar 45 orang, termasuk anak-anak yang mengikuti parade," ujar Bagas Dwipantara Putra. "Komunitas Indonesia yang ikut cukup beragam, dari komunitas sanggar tari, komunitas Minang Saiyo, komunitas peneliti Indomelb, ada penerima beasiswa LPDP, Saman Melbourne, Opera Jawa Waton Muni, dan masih banyak lagi."
Tentunya menjadi tantangan sendiri untuk bisa mempresentasikan semua etnis dan keberagaman budaya di Indonesia. Tapi menurut Bagas hampir semua baju adat dari sejumlah pulau-pulau besar ditampilkan dalam parade tersebut.
"Saat berjalan, kita tidak hanya sekedar jalan atau melambaikan tangan, kami pun mencoba melakukan komunikasi, seperti berjabat tangan dengan warga, menyapa, atau mengobrol singkat," tambah Bagas, kandidat PhD di bidang Global, Urban, Social Studies dari RMIT Melbourne.