Kondisi Cagar Budaya Tangsi Belanda
jpnn.com, PANDEGLANG - Dua bangunan cagar budaya yakni eks kantor sipir atau tangsi Belanda yang berada di sekitar kawasan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten, kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Hampir semua bagian gedung, khususnya atap nyaris ambruk. Penyebab hal itu diduga karena sudah lama tidak diperbaiki. Baik oleh Pemkab maupun Pemprov Banten.
Selain itu, di area lingkungan bangunan bersejarah ini juga dipenuhi rumput liar. Apabila terus dibiarkan, bangunan itu bisa mengancam keselamatan warga, khususnya masyarakat yang kerap beraktivitas di kawasan tersebut.
“Khawatir sekali dengan bangunan ini. Nanti bisa membahayakan, seperti ada warga melihat terus ambruk dan menimpanya. Paling khawatir lagi, generasi penerus nanti tidak akan bisa melihat bangunan bersejarah di Menes,” kata Yana Suryana, warga Desa Purwaraja, Kecamatan Menes kepada Radar Banten.
Alumni SMAN 4 Pandeglang ini berharap, Pemkab dan Pemprov Banten segera melakukan perbaikan bangunan cagar budaya itu. Tujuannya, selain sebagai sarana observasi para peserta didik, juga sebagai tempat untuk menarik para wisatawan.
“Harusnya Pemkab Pandeglang dan Pemprov Banten bekerja sama menjaga cagar budaya itu, karena mengandung unsur sejarah. Saya yakin kalau bangunan itu dijadikan museum bersejarah, akan banyak wisatawan yang datang,” katanya.
Dihubungi melalui telepon seluler, Camat Menes Ubaidillah tak membantah apabila dua bangunan cagar budaya itu berada di wilayahnya. Akan tetapi, kata dia, secara aset masuk pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud).
“Itu pun kami belum jelas, apa masuk tanggung jawab Dindikbud Pandeglang atau Dindik Provinsi Banten. Soalnya, tidak masuk pada kewenangan kami. Sehingga tidak bisa melakukan perawatan, apalagi anggaran yang dibutuhkan untuk itu sangat besar,” katanya. (her/zis)