Konferensi Bandung-Belgrade-Havana Hasilkan Belasan Rekomendasi untuk Indonesia
jpnn.com - Belasan rekomendasi muncul setelah para akademisi dari seluruh dunia melaksanakan Konferensi Bandung-Belgrade-Havana Inter and Trans Disciplinary dalam rangka napak tilas Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 serta Gerakan Non Blok (GNB).
Nantinya, perwakilan akademisi akan menyerahkan rekomendasi Konferensi Bandung-Belgrade-Havana Inter and Trans Disciplinary itu ke Pemerintah RI.
"Diserahkan kepada pemerintah Indonesia sebagai negara anggota GNB dan G20,” kata Darwis Khudori, penggagas sekaligus akademisi yang mengikuti Konferensi Bandung-Belgrade-Havana Inter and Trans Disciplinary dalam keterangan persnya, Senin (14/11).
Khudori mengatakan rekomendasi pertama dari kegiatan Konferensi Bandung-Belgrade-Havana Inter and Trans Disciplinary ialah pentingnya literasi arsip nasional sebagai rujukan sejarah dan pijakan masa depan.
"Usulan ANRI dalam mengajukan arsip Non Allignment Movement atau NAM atau Gerakan Non Blok dan Pidato Bung Karno To Build the World Anew di PBB tahun 1960 sebagai Memory Of The World UNESCO perlu mendapat dukungan dari kalangan akademisi internasional,” demikian Khudori menyampaikan rekomendasi pertama.
Hasil rekomendasi dari konferensi berikutnya ialah masyarakat global perlu mengenal pemimpin-pemimpin dunia yang mampu mengubah tatanan dari hegemoni dan dominasi menjadi damai, adil, dan makmur.
Tujuh tokoh dunia yang paling perlu dikenal itu ialah Jawaharlal Nehru, Zhou Enlai, Soekarno, Gamal Abdel Nasser, Josip Broz Tito, Kwame Nkrumah, dan Fidel Castro.
Konferensi selanjutnya merekomendasikan pidato Bung Karno di PBB pada 1960 bisa menjadi rujukan dan titik tolak pembangunan tata dunia baru berdasarkan perdamaian abadi, keadilan, dan kemakmuran.