Konflik Laut Tiongkok Selatan Memanas, Begini Saran Syarief Hasan untuk Militer dan Pemerintah RI
Ia menjelaskan potensi ini memang makin terlihat ketika pesawat perang terbesar Tiongkok Y-20 dikabarkan mendarat di pulau buatan bernama Fiery Cross Reff.
Apalagi, Tiongkok yang sejak awal mengklaim Laut Tiongkok Selatan tengah membangun pulau buatan yang menjadi pangkalan militer di sana.
Sebelumnya, lanjut Syarief, AS juga telah mengirim dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke Laut Tiongkok Selatan untuk menjalani latihan tempur pada 23 Juli lalu.
Tak cuma dua kapal induk, kata dia, Angkatan Laut AS juga mengerahkan dua kapal penjelajah dan dua kapal perusak dalam latihan tersebut.
Syarief juga mengungkapkan Indonesia juga harus membangun kekuatan militer untuk memberikan rasa aman, daya gertak, dan menguatkan pertahanan terutama di perbatasan.
Meski demikian, Syarief juga menilai Indonesia harus mengedepankan diplomasi untuk menghindari potensi perang yang mungkin saja terjadi, terutama di Laut Tiongkok Selatan yang berbatasan dengan Perairan Natuna Utara.
“Pemerintah mengedepankan pendekatan diplomasi, sebagaimana yang pernah ditunjukkan pada pemerintahan SBY yang membangun diplomasi dengan semangat million friends and zero enemy," kata dia.
"Namun, kalau memang terpaksa ada perang terbuka, maka Indonesia juga harus memperkuat militernya untuk menjaga keamanan nasional dan melindungi wilayah Indonesia," pungkas Syarief. (*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!