Kongres di Bali, 4 Syarat PAN Menuju Partai Modern
jpnn.com - JAKARTA - Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) IV akan mulai digelar hari ini, Sabtu (28/2) di Bali. Salah satu semangat yang diusung dalam kongres kali ini adalah menjadikan PAN sebagai partai yang modern.
Istilah partai modern mengacu pada bentuk partai yang terlembagakan secara politik dan mampu menjadi saluran aspirasi masyarakat yang kini telah menjadi representasi dari Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Makanya, ia kembali mendapatkan dukungan dari berbagai pengurus agar Hatta kembali diberi amanat untuk memimpin partai berlambang matahari itu.
Menanggapi perubahan dan semangat untuk menjadikan PAN sebagai partai modern, Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A Budiyono bukan perkara yang mudah. Apalagi kata dia, di negara-negara demokrasi baru termasuk Indonesia.
Zaenal mengatakan setidaknya ada empat syarat yang harus dipenuhi jika PAN ingin menjadi partai modern. Pertama, meninggalkan tradisi dominasi elit. Dalam sistem partai modern di negara-negara demokrasi, partai adalah alat perjuangan kepentingan seluruh anggota dan simpatisan, bukan milik sebagian elit.
Dalam konteks PAN, sebagai partai reformis, penting untuk memastikan bahwa tidak ada elit yang menguasai partai dan menjadi patron satu-satunya. Apa yang terjadi di PDIP misalnya, dengan patron tunggal Megawati Soekarnoputri, tak boleh mengkristal dan terlembagakan di PAN, karena bila ini terjadi, ruh reformis di PAN bisa dipertanyakan publik," ujar Zaenal saat ditemui di rumahnya, kawasan Cijantung, Jakarta Timur, Jumat, 27 Februari 2015.
Kedua, lanjut Zaenal, sistem organisasi bekerja di atas kepentingan personal dan kelompok. Teori sistem dalam politik menegaskan partai politik harus membangun sistem yang kuat untuk mengatur organisasi.
Dengan sistem yang kuat, maka pergantian pimpinan atau elit partai (sirkulasi politik) tidak akan mengganggu performa partai. Misalnya di AS, Partai Demokrat dan Republik tetap kuat dan warna politiknya cenderung konsisten dari tahun ke tahun karena sistem telah terlembagakan. Tak peduli pimpinan partai berganti tiap tahun sekalipun, tambahnya.
Masih menurut Magister Ilmu Politik itu, Hatta Rajasa yang mengusung ide revitalisasi sistem kepartaian menuju partai modern, memiliki peluang untuk mendapat dukungan DPW dan DPD PAN (voters) karena penguatan sistem menjadi kebutuhan PAN di masa depan.