Konon Rupiah Digital Berpeluang Jadi Mata Uang Lintas Batas
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan pihaknya memproses perkembangan mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currencies (CBDC) atau kerap disebut rupiah digital.
Menurutnya, Presidensi G20 Indonesia terus mengeksplorasi kemungkinan CBDC menjadi alat pembayaran lintas batas.
"G20 terus menyambut CBDC menjadi alat pembayaran lintas batas sesuai dengan integritas serta stabilitas sistem finansial dan moneter internasional," kata Perry saat menyampaikan hasil Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Washington DC, AS, Kamis sore waktu setempat.
Perry membeberkan G20 menyambut baik diskusi lanjutan tentang sistem pembayaran yang saling terkait serta opsi akses dan interoperabilitas CBDC.
Menurut dia, G20 juga berkomitmen untuk memajukan implementasi Peta Jalan G20 pada Pembayaran Lintas Batas Negara untuk mencapai pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif.
"Wujud implementasi regional, bank sentral pada ASEAN-5 akan menandatangani Perjanjian Umum pada Konektivitas Pembayaran di antara Bank Sentral ASEAN-5 di sela-sela KTT Leaders’ Summit pada November 2022," beber Perry.
Selain itu, FMCBG G20 juga mendorong komitmen Global Financial Safety Net, alokasi Special Drawing Right (SDR) untuk mendukung mereka yang rentan serta penguatan modal Bank Pembangunan Multilateral (MDB).
Oleh karena itu, ada kemajuan komitmen dalam pelaksanaan regulasi dan pengawasan sektor keuangan, yang mencakup aset pasar kripto, keberlanjutan ekonomi yang inklusif dan strategi untuk penguatan literasi finansial digital.