Konser Penantian Taufik Ismail
Jumat, 05 September 2008 – 09:06 WIB
Sampai saat ini, kata Taufik, syairnya yang dilagukan mendekati angka 100. Pria berkacamata itu sudah membuat syair lagu sejak 1960-an. Namun, baru benar-benar menjadi lagu pada 1973 oleh Bimbo.
Ketika didatangi, kenang Sam, wajah Taufik begitu berseri. Dia senang akhirnya ada musisi yang ingin menyanyikan syairnya. ”Tidak lama kemudian, dia (Taufik) tanya, untuk kapan? Saya jawab, besok. Wajahnya langsung persegi empat,” tambah Sam lantas tertawa.
Menurut Taufik, kebiasaan para musisi jika meminta syair selalu dadakan dan tidak memberikan banyak waktu. Tapi, dia maklum karena itu pun atas tuntutan jadwal rekaman dan rilis album.
Taufik memang senang jika syair-syairnya dilagukan. Menurut dia, dampaknya lebih besar sehingga pesan yang terkandung di dalamnya tersampaikan secara lebih luas. ”Kalau saya menulis, kemudian dimuat di koran atau majalah, mungkin yang baca hanya puluhan atau ratusan ribu orang. Tapi ketika dinyanyikan, lalu dipromosikan lewat TV, jutaan mungkin ratusan juta orang akan mendengarkan. Sudah saatnya karya sastrawan itu dinyanyikan,” terangnya.
Taufik juga senang, sebagian karya besarnya yang sukses dinyanyikan para musisi akan dibawa ke sebuah konser religi besar bertajuk The Spirit of Ramadhan yang akan berlangsung 9 September 2008 di Plennary Hall Jakarta Convention Center.
Konser yang diaransemen Erwin Gutawa Orchestra dan tata artistik Jay Subiyakto itu menampilkan Bimbo, Gigi, Raihan, Opick, Ungu, Sulis, Gita Gutawa, Steve Hasan Thornton, dan Taufik Ismail sendiri. ”Yang tampil di konser ini adalah yang memberikan kontribusi besar bagi musik Indonesia, terutama musik religi,” ucap Erwin.