Konsumsi Minuman Berenergi Saat Mudik, Picu Gangguan Ginjal?
jpnn.com - Mengendarai kendaraan berjam-jam untuk perjalanan mudik misalnya, tentu membutuhkan energi yang sangat prima. Rasa lelah dan mengantuk kerap dirasakan.
Lantas, apakah minuman berenergi bisa menjadi solusi?
Produk minuman berenergi diklaim bisa mengatasi kantuk dan rasa lelah dalam waktu singkat. Efek lainnya adalah untuk meningkatkan fokus, yang memang dibutuhkan dari seorang pengemudi kendaraan bermotor.
Efek-efek ini berasal dari kandungan minuman berenergi yang umumnya berisi stimulan seperti kafein, taurin dan ginseng.
Ketiga kandungan ini memang secara alami ada pula di dalam makanan lain. Namun, kadarnya tergolong tinggi di dalam produk minuman berenergi sehingga dapat memicu gangguan ginjal bila dikonsumsi berlebihan.
Kandungan kafein di dalam sebagian besar minuman berenergi berkisar antara 70–80 mg per kemasan 250 mL. Sesuai rekomendasi, selama tidak lebih dari 200 mg/hari, konsumsi kafein tidak berdampak negatif pada tubuh. Namun, bila konsumsinya per hari mencapai 600 mg atau lebih, risiko terjadinya gangguan ginjal meningkat.
Selain kafein, minuman berenergi umumnya mengandung taurin dan ginseng. Dalam dosis kecil, keduanya tidak berbahaya bagi kesehatan. Meski demikian, pada orang yang telah mengalami gangguan ginjal, kadar taurin bisa meningkat di dalam darah dan efeknya terasa lebih lama. Ini karena penurunan fungsi ginjal membuat taurin lebih sulit dikeluarkan dari dalam tubuh.
Sedangkan ginseng, diketahui berhubungan dengan perbaikan fungsi ginjal selama konsumsinya tidak dicampur dengan apa pun. Namun, studi lain menemukan bahwa konsumsi ginseng yang dikombinasi dengan kafein seperti di dalam minuman berenergi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang berdampak pula pada ginjal.