Korban Crane Rubuh Belum Terima Santunan dari Pemerintah Arab
jpnn.com - JAKARTA - Panitia Kerja Badan Pekerja Ibadah Haji (BPIH) Komisi VIII DPR telah mengadakan rapat dengan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh, di Kantor Konjen RI, Jeddah, Kamis (7/4) lalu.
Menurut Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay, rapat tersebut secara khusus membicarakan strategi peningkatan diplomasi haji Indonesia demi kepentingan peningkatan kualitas pelayanan haji. Hal ini dinilai sangat penting mengingat keberhasilan penyelenggaraan haji juga sangat terkait dengan misi diplomasi KBRI di Saudi.
"Ada banyak aspek urusan haji yang berkenaan langsung dengan pemerintah Saudi. Mulai dari kuota, fasilitas di Armina, sampai pada persoalan yang terkait dengan transportasi baik darat maupun udara. Karena itu, peranan dubes RI sangat penting untuk menyukseskan dan meningkatkan kualitas pelayanan haji," ujar Daulay, Senin (11/4).
Dalam rapat tersebut, panja BPIH kata Daulay, mendapatkan komitmen yang sangat baik dari Dubes Indonesia untuk Arab Saudi. Di mana menyatakan komitmennya untuk membantu kementerian agama dalam mengatasi berbagai kendala yang ada. Selain itu, hubungan diplomatik Indonesia-Saudi perlu ditingkatkan dengan prinsip-prinsip kesetaraan.
"Salah satu yang diperbincangkan adalah tentang upaya pemerintah Indonesia untuk mengingatkan pemerintah Saudi terkait santunan untuk korban crane yang dijanjikan," kata Daulay.
Politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini berharap, santunan bisa direalisasikan sebelum musim haji 2016. Karena kepastian terhadap santunan sampai saat ini masih ditunggu korban ataupun keluarganya.
Selain itu, panja BPIH kata Daulay, juga meminta Dubes RI ikut mengupayakan pemerintah Saudi memberi perhatian khusus bagi jemaah haji Indonesia. Termasuk di antaranya, mengupayakan agar instruksi maklumat yang ada di tempat-tempat ibadah di tanah suci, juga menggunakan bahasa Indonesia.
"Penggunaan bahasa Indonesia dinilai sangat membantu para jamaah haji Indonesia selama melaksanakan ibadah," ujar Daulay.(gir/jpnn)