Korban-korban Mati Mengerikan, Darah seperti Disedot
Tidak ada bekas diseret. Dari lokasi dua kambing itu mati dengan kandang, bertaburan tunas pohon katu setinggi 10 sentimeter.
Tidak satu pun tunas yang ditanam di sekeliling kandang patah. Kambing kecil memang bisa keluar kandang karena celah pagar bambu tidak terlampau rapat.
Bangkai yang tersisa memberikan petunjuk penting. Daging ternak tidak ikut dimangsa. Tubuh mereka utuh, kecuali darahnya. Siapa pun atau apapun pelakunya, mengambil darah belaka.
Pembunuh ternak misterius itu tergolong pemberani. Setelah enam ternak mati, Ngatiman memindahkan kandang tak jauh dari rumahnya.
Keponakannya, Ali Saiman, menjaga kandang yang dibangun di samping rumah. Namun, pembantaian tetap berlangsung di permukiman.
Dugaan pembantai adalah binatang buas sebenarnya ditepis dengan mudah. Tak satu pun binatang buas berkaki empat yang hanya mengisap darah mangsanya. Ular akan memakan utuh tubuh kambing.
Begitu pula serigala, macan, atau anjing hutan, yang pasti meninggalkan luka cabikan di mana-mana. Nyatanya, tidak satu pun percikan darah ditemukan di lokasi pembantaian.
Memang ada hewan pengisap darah. Fauna yang mengonsumsi darah disebut hematophagy. Sebagian besar kelompok binatang itu dari golongan nyamuk, kutu, dan serangga.