Korea Bangun Pabrik Biofuel di Gresik
Total Investasi USD 36 JutaRabu, 10 September 2008 – 11:52 WIB
SURABAYA – Tingginya harga minyak dunia mendorong demand biofuel. Hal itulah yang mendorong PT Rajawali Choi Biofuel untuk membangun pabrik BBM terbarukan di Indonesia. Perusahaan patungan Indonesia-Korea itu, berinvestasi sebesar USD 35-36 juta untuk membangun pabrik biofuel berkapasitas 50 ribu kilo liter (kl) di Kawasan Industri Gresik (KIG).
Menurut Chairman PT Rajawali Choi Biofuel G.H. Choi, melejitnya harga minyak dunia dan isu global warming mendorong setiap negara untuk mengembangkan sumber energi baru. Hal itu bisa dilihat dari tingginya permintaan dari beberapa negara. Seperti, Australia, Taiwan, Jepang, Tiongkok, Singapura, dan Selandia Baru. ”Kami melihat potensinya sangat bagus. Kami optimistis, penjualan kami bisa mencapai USD 30 juta per tahun,” katanya dalam jumpa pers ground breaking Selasa (9/9).
Perusahaan patungan antara PT Rajawali Nusantara dengan PT Choi Biofuel Indonesia itu, menargetkan akan mulai produksi pada pertengahan 2010. Pihaknya akan mengalokasikan 80-90 persen dari total produksi ke pasar ekspor. Sedangkan sisanya akan dipasok ke Pertamina. Dia berharap, meningkatnya produksi biofuel di dalam negeri bisa membantu Pertamina. Selama ini, perusahaan migas pelat merah itu masih mengimpor minyak dari Brazil.
Untuk memproduksi biofuel, kata dia, pihaknya akan menggunakan bahan baku molase (tetes tebu) dan singkong. Bahan baku akan disuplai oleh PT Rajawali Nusantara, yang selama ini telah bergerak di bisnis gula dan perkebunan. ”Kebutuhan pasokan molase sebesar 150 ribu ton per tahun,” jelasnya.