Korea Utara Sambut Sinyal Damai Korsel
jpnn.com - PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un memberi isyarat positif terkait hubungan negaranya dengan tetangga, Korea Selatan. Kim bahkan mengungkap itikadnya tersebut dalam pidato Tahun Baru yang disiarkan oleh media pemerintah setempat.
Kim mengatakan, dia membuka peluang terjadinya pertemuan puncak tingkat tinggi dengan tetangga Korea Selatan, menyusul adanya usulan dari Seoul (Korea Selatan) untuk melanjutkan dialog.
"Jika pemerintah Korea Selatan dengan tulus ingin memperbaiki hubungan Korea Utara dan Korea Selatan melalui perundingan, kita dapat melanjutkan pertemuan tingkat tinggi," tutur Kim, seperti dilansir kembali dari Reuters, Kamis (1/1).
Kim memimpin Korut setelah ayahnya Kim Jong Il meninggal pada tahun 2011. "Jika suasana dan lingkungan yang ada, tidak ada alasan untuk tidak mengadakan pertemuan tingkat tinggi (dengan Korea Selatan)," kata Kim.
Sebelumnya, Korea Selatan mengusulkan pada Senin (29/12) untuk melanjutkan pembicaraan yang terhenti antar-Korea dengan Korea Utara pada bulan Januari, untuk membereskan masalah sejak Perang Korea 1950-53.
Kedua Korea secara teknis masih berperang dan kini statusnya masih gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Reunifikasi semenanjung Korea telah menjadi prioritas menyatakan untuk kedua pemerintah.
"Tidak ada perubahan dalam sikap pemerintah (kami) untuk membangun perdamaian di semenanjung Korea dengan mempromosikan kepercayaan antara Utara dan Selatan melalui dialog dan pertukaran, dan pengembangan hubungan yang normal," ungkap Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Lim Byeong-cheol kepada Reuters.
Korea Utara sendiri di masa lalu mengisyaratkan niat untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan, namun mereka terprovokasi dengan adanya latihan militer Korea Selatan dan Amerika Serikat. "Latihan perang besar-besaran (AS-Korea Selatan) tahunan merupakan sumber ketegangan yang meningkat di semenanjung Korea dan meningkatkan ancaman perang nuklir," lanjut Kim dalam pidatonya.