KPAI Sesalkan Kasus Siswa SD yang Dijuluki Ahok
Pascapilkada panggillan Ahok terhadap SB terlontar jika melakukan suatu keisengan terhadap teman-temannya di kelas karena teman yang dijahili tersebut kesal. Saat itulah terlontar kata dasar Ahok.
"KPAI menilai di sini letak bully tadi, di mana makna nama Ahok yang sebelumnya positif kemudian bergeser menjadi makna negatif. Hal ini juga yang diduga kuat menjadi alasan bagi orang tua SB yang berencana memindahkan SB ke sekolah lain setelah pembagian rapor semester ganjil," jelas Retno.
Namun, pihak sekolah membantah SB mengalami kekerasan fisik berupa penusukan pena pada tangan.
Menurut sekolah, saat klarifikasi tidak ditemukan luka pada tangan SB. Pihak sekolah juga menyatakan orang tua SB tidak pernah melapor terkait dugaan tindak kekerasan dan persekusi.
Namun, mengakui SB sudah tidak masuk selama seminggu dan pihak sekolah belum sempat melakukan home visit.
"KPAI prihatin dengan kasus ini dan akan mendalami. Jika memang SB membutuhkan pemulihan secara psikologis untuk mengatasi trauma healing-nya maka KPAI akan merujuk P2TP2A Jakarta untuk mendampingi. Jika memang ada luka pada tubuh SB maka KPAI akan merujuk pada Rumah Sakit terdekat untuk pengobatan. Selain itu, LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) juga sempat berkoordinasi dengan KPAI untuk pendampingan SB dan keluarga jika dibutuhkan," pungkasnya. (esy/jpnn)