Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

KRI Nanggala-402 Tenggelam Karena Faktor Alam? Begini Penjelasan Asrena KSAL

Rabu, 28 April 2021 – 13:03 WIB
KRI Nanggala-402 Tenggelam Karena Faktor Alam? Begini Penjelasan Asrena KSAL - JPNN.COM
Ilustrasi KRI Nanggala 402. Ilustrator: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 yang tenggelam dimungkinkan terjadi karena adanya faktor alam.

Hal ini disampaikan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAL Laksda Muhammad Ali saat mendampingi Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono saat Konferensi Pers di Gedung Utama R.E. Martadinata Mabesal, Cilangkap Jaktim, Selasa (27/4).

Dalam kesempatan tersebut, Wakasal didampingi mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) dan Komandan KRI Nanggala-402 yakni Laksamana Muda TNI Muhammad Ali yang kini menjabat Asrena Kasal dan Laksamana Muda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, yang merupakan Danseskoal.

Konferensi pers tersebut digelar sebagai upaya meluruskan pemberitaan-pemberitaan tentang KRI Nanggala-402 yang bersumber dari beberapa media atau pengamat yang menyampaikan pendapat pribadinya sehingga menimbulkan kerancuan dan kesimpangsiuran di masyarakat.

Asrena KSAL menjelaskan pada saat kapal selam menyelam, yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut yang berbeda tergantung kondisinya sehingga awak kapal selam sebelum beroperasi mereka melihat panduan untuk menyampaikan kondisi daerah tersebut seperti faktor oseanografi maupun hidrografi.

“Faktor alam ini juga ada yang dinamakan internal solitary wave, yang berdasarkan informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, itu ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal. Jadi jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya dan ini yang harus diwaspadai,” kata Laksda Muhammad Ali.

Senada dengan hal tersebut, Danseskoal mengatakan di perairan utara Bali menurut satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa, pada tanggal 21 April atau tanggal 20 UTC, terjadi internal wave yang bergerak dari bawah ke utara.

“Kalau kita terkena Internal Wave, maka itu adalah kehendak alam tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos tempurnya masing-masing,” ujar Laksda Iwan.

Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAL Laksda Muhammad Ali mendampingi Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono saat Konferensi Pers di Gedung Utama R.E. Martadinata Mabesal, Cilangkap Jaktim, Selasa (27/4).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News