Kritik Anak Buah Prabowo soal Kegagalan Pemerintah Cegah Resesi dan Utang Superjumbo
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan menilai pemerintah gagal menghindarkan perekonomian nasional dari ancaman resesi sebagaimana diprediksi banyak pihak.
Selain resesi, secara kumulatif selama 2020, dari kuartal I, kuartal II, dan kuartal III, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar minus 2,03 persen.
"Jadi ada dua pukulan telak, yaitu resesi dan pertumbuhan ekonomi secara kumulatif yang masih negatif selama 2020," ucap Heri Gunawan dalam keterangan yang diterima jpnn.com, Kamis (12/11).
Menurut Hergun -panggilan Heri Gunawan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini mirip krisis ekonomi 1998 yang diawali resesi, serta sikap pemerintah kala itu yang terlalu percaya diri atas fundamental ekonomi.
Hergun menuding pemerintah memproduksi alibi bahwa perekonomian masih lebih baik dari negara lain. Faktor eksternal selalu dijadikan tameng menutupi kelemahan fundamental ekonomi domestik.
"Fundamental ekonomi yang keropos ditutupi dengan memproduksi utang secara berlebihan. Pemerintah pun tidak segan-segan menawarkan kupon setinggi langit. Akibatnya, utang Indonesia membengkak. Namun target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai," tutur legislator Partai Gerindra ini.
Padahal, kata Hergun, tidak sedikit ongkos yang dikeluarkan pemerintah untuk mengadang terjadinya resesi, hingga berujung membengkaknya defisit anggaran.
Menurut catatan Kementerian Keuangan, sepanjang Januari-September 2020 defisit APBN mencapai Rp 687,5 triliun atau setara dengan 4,16 persen PDB. Angka itu naik 170,2 persen dari defisit di periode sama tahun 2019 senilai Rp 252,41 triliun.