Kronologi Mencekam Tembak-tembakan TNI AL vs Polisi Versi Penembak
Saat berlari, dia mendengar letusan senpi. Eko pun belok kanan, bersembunyi dan menyiapkan senpinya. Saat senjatanya siap, dia mengarahkan moncong pistol itu ke arah gerombolan. “Awas dia bersenjata,” kata Eko menirukan komplotan itu.
Kata Eko, lawannya itu menembakkan senjata ke arahnya. “Kemudian dalam suasana remang-remang saya membalas menembk ke arah bagian bawah badan salah satu dari mereka. Dia terjatuh dan teman-temannya, sekitar tiga orang mendekat dan berlindung di gerobak nasgor bejo,” ujarnya.
Ternyata, lanjut Eko, salah satu dari mereka yang tertembak dan terjatuh itu tetap menembakinya. Eko pun terus membalas tembakan itu. Nah tak lama kemudian, gerombolan itu berdiri dan bersembunyi di balik gerobak sambil berteriak, “Saya polisi jangan menembak.”
Dari situ Eko baru tahu bahwa lawan tembak-tembakannya adalah polisi. “Saya juga anggota. Kamu polisi mana?” seru Kapten Eko.
“Saya Polres Jaktim. Kamu anggota mana?”
“Saya anggota TNI AL.”
Para polisi itu, kata Eko, memerintahkan dirinya meletakkan senjata. Tapi dia tak mau menuruti lantaran sekitar empat orang lawannya masih terus memegang senjata.
Sejurus kemudian, muncul seseorang dengan menggunakan mobil gelap dan mengaku sebagai Ipda Maryono dan memerintahkan Eko untuk menurunkan senjata. “Tidak mau, kalian masih memegang senjata,” ujarnya.