KRUS Kalah Bersaing, Inovasi Investor Baru Dinanti
“Dahulu, yang datang ke sini itu mau lihat orang utan. Karena kami tidak punya izin konservasi orang utan, akhirnya orang utan dibawa lagi ke Berau,” imbuhnya.
KRUS ditutup bukan berarti tak ada pengunjung sama sekali.
Aneka satwa masih menarik perhatian, seperti buaya, monyet, merak, elang, payau, dan ular. Selain itu, magnet lain adalah kolam dengan bebek sepeda air.
Event yang mendekatkan diri dengan alam seperti perkemahan juga masih menjadikan KRUS sebagai destinasi favorit.
Meski begitu, dengan penurunan pengunjung dan pendapatan yang ada saat ini, KRUS harus berbenah.
Maka dari itu Ariyanto dan timnya masih mengupayakan penambahan satwa dan pengubahan manajemen.
Saat ini, pihaknya pun masih mengurus rencana pengelolaan hutan jangka panjang dan pengelolaan hutan dengan tujuan khusus.
Dengan begitu, KRUS bisa menjadi idola lagi. (nyc/riz/k15)