KSAL Yudo Gunakan Replika Kendaraan Soekarno di HUT Penerbal
Yudo membakar semangat prajuritnya, sama dengan Soekarno saat itu menyemangati Prajurit Jalasena agar tidak pernah gentar dan ragu menghadapi musuh-musuh yang berusaha mengganggu tegaknya kedaulatan dan keutuhan NKRI.
“Musuh-musuh kita akan selalu berusaha mengganggu, mengerdilkan, memfitnah, dan menyudutkan kita,” ucap alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1988 itu.
Yudo kembali menegaskan kepada prajurit Jalasena agar jangan pernah gentar, jangan pernah ragu, dan jangan pernah mundur.
“Tegakkan loyalitas kepada pemimpin dan negara laksana tegaknya mercusuar di tengah samudera yang tidak pernah goyah sekuat apapun gelombang menerjang,” tegas Laksamana Yudo di hadapan para peserta upacara Peringatan HUT Penerbal.
Peringatan HUT ke-66 Penerbal diawali dengan penyampaian sejarah pembentukan Penerbang TNI AL yang terinspirasi pada kekuatan pertempuran Perang Dunia ke II, bahwa pertempuran laut akan sangat efektif dan efisien dan memiliki daya penghancur yang dahsyat dengan menggunakan pesawat udara.
Kemudian untuk mewujudkan keinginan membentuk penerbangan Angkatan Laut tersebut, Badan Keamanan Rakyat (BKR) terus mengembangkan kekuatan militer Indonesia melalui organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) sebagai komponen utama matra Iaut.
Hingga pada 12 Agustus 1964 Ir. Soekarno meresmikan Pangkalan Udara Angkatan Laut Djuanda atau disingkat Lanudal Djuanda.
Menurut Yudo, sejarah pengabdian penerbangan TNI AL mencatat bahwa Penerbangan Angkatan Laut telah menjadi elemen vital dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) selain KRI, Marinir dan Pangkalan.