Kualitas Udara Pekanbaru Sangat Berbahaya
jpnn.com - PEKANBARU -- Makin pekatnya kabut asap di Pekanbaru, membuat salah satu kota terbersih di Indonesia ini, menjelma menjadi negeri asap. Dimana-mana asap dan asap. Bahkan pekatnya asap sampai masuk ke dalam rumah-rumah warga. Nyaris tidak ada tempat yang segar untuk dihirup.
Rabu (12/3) saat melewati kantor Walikota Pekanbaru, JPNN melihat papan pengumuman kualitas udara kota, memajang status dengan tanda berwarna merah. Tertulis di kolom kualitas udara: Sangat Berbahaya.
Kementrian kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sudah memberikan imbauan agar masyarakat tidak banyak beraktifitas di luar rumah. Kondisi cuaca diyakini bisa membuat efek pusing, mual dan gangguan saluran pernafasan akut atau ISPA.
Telah sebulan lebih kabut asap melanda Riau dan merata ke seluruh kabupaten/kota yang ada, tercatat 41 ribu jiwa kini menderita ISPA. Mulai dari kalangan manula, dewasa, anak-anak hingga balita.
Masyarakat pun sepertinya tak punya harapan lagi, dengan bencana kabut asap yang dinilai lamban penanganannya oleh pemerintah.
"Dulu tak pernah sampai berminggu-minggu seperti ini. Mungkin selama 15 tahun tinggal di Pekanbaru, inilah bencana kabut asap terparah yang pernah saya alami. Tak pernah lihat cahaya matahari dan tak mendapatkan udara segar sama sekali," ujar Ely (32), seorang warga pada JPNN.com.
Kabut asap memang terlihat pekat. Bila diibaratkan, berada di ruang terbuka seperti berada di sebuah tempat yang dipenuhi asap rokok. Udara yang dihirup sangat tidak segar dan memancing batuk bagi yang mudah alergi.
"Kita tak bisa berharap banyak pada pemerintah. Katanya sudah pakai bom air, sudah turunkan tim dan lain-lain. Tapi bukannya berkurang, malah rasanya bertambah-tambah saja asapnya tiap hari," ujar Ely.