Kuartal Kedua, Laba Bersih Mandiri Anjlok 28 Persen
Seiring dengan realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah, Bank Mandiri berkomitmen menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur dengan limit pembiayaan Rp 89,9 triliun.
Jumlah itu lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu sekitar Rp 75 triliun.
Bank Mandiri telah melakukan antisipasi untuk memastikan perseroan tetap tumbuh di tengah masih berlanjutnya dampak perlambatan ekonomi pada kinerja perbankan.
Salah satu antisipasi yang dilakukan, membentuk pencadangan guna mengantisipasi tren kenaikan kredit bermasalah. Pada kuartal kedua 2016, Bank Mandiri mengalokasikan pencadangan Rp 9,9 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari Rp 4 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pencadangan perlu dilakukan karena angka non-performing loan (NPL) gross Bank Mandiri naik dari 1,71 persen per Juni 2015 menjadi 3,29 persen pada Juni 2016. Pada kuartal kedua tahun ini, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp 7,08 triliun atau menurun 28,7 persen (yoy).
Selain meningkatkan pencadangan, Mandiri menajamkan risk acceptance criteria (RAC) dan mengoptimalkan restrukturisasi. ’’Kami optimistis akan tumbuh dan lebih siap menghadapi berbagai tantangan ke depan,’’ ujar Agus. (rin/c4/noe/jos/jpnn)