Kubu Prabowo-Hatta Ogah Buka Real Count di Surabaya
jpnn.com - KOTA Surabaya sepertinya benar-benar menjadi milik pasangan Jokowi-JK. Pasalnya, di kota yang dipimpin Tri Rismaharini itu, kubu pasangan capres nomor 2 merilis bahwa dari hasil real count mereka unggul atas pasangan capres nomor 1. Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla menjadi jawara dengan perolehan 824.340 suara atau 64,32 persen. Rivalnya, pasangan Prabowo-Hatta, hanya mendapat 457.383 suara atau 35,68 persen. Bagaimana dengan klaim kubu pasangan Prabowo-Hatta di Surabaya? Mereka terkesan tiarap dan tak mau membuka angka real count.
Saat dikonfirmasi, Ketua DPW PKS Jatim Hamy Wahjunianto mengatakan bahwa dirinya tidak berkaitan dengan real count Surabaya. ’’Saya hanya melakukan hitung cepat (quick count) di Jatim. Silakan tanya Zakaria (Sekretaris DPD PKS Surabaya Ahmad Zakaria, Red),’’ katanya.
Namun, ketika dikonfirmasi, Zakaria enggan memublikasikan data tersebut. Alasan yang dipakai pun sangat birokratis dan tidak masuk akal. ”Data memang ada. Tapi, Anda lebih baik bertanya ke pusat. Jangan saya. Nanti salah,” jelas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Dia mengatakan bahwa PKS memang diberi tugas untuk mengelola data. Termasuk, menggerakkan saksi di semua TPS Surabaya. Data sudah dikumpulkan setelah coblosan berakhir.
Menurut dia, apabila ingin mengetahui perolehan suara Prabowo-Hatta, lebih baik menunggu real count yang berlangsung di KPU Surabaya pada 16–17 Juli. ”Bersama-sama menunggu KPU Surabaya saja,” ungkap pria yang terpilih sebagai anggota DPRD Surabaya periode 2014–2019 tersebut.
Namun, pihaknya juga mengajak semua pihak untuk mengawal proses penghitungan suara di KPU Surabaya nanti. Menurut dia, untuk proses tersebut, pihaknya memercayakan kepada aparat keamanan. ”Saya yakin mereka (aparat keamanan) memahami apa yang harus dilakukan,” ujar alumnus Unair itu.
Sejak awal kubu Prabowo-Hatta memang belum terbuka soal hasil pilpres di Surabaya. Sebelumnya, Ketua DPC Gerindra B.F. Sutadi juga hanya mengajak menunggu real count. Meski, dia mengakui bahwa pertarungan di Surabaya cukup berat.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Sukadar mengungkapkan, tidak seharusnya hasil penghitungan disembunyikan. ’’Kenapa harus disembunyikan karena masyarakat juga berhak tahu sehingga bisa mengawal dan mencocokkan dengan data di TPS mereka. Menurut saya, kalau ingin pemilu yang akuntabilitasnya terjaga, yasemua pihak harus bersikap terbuka dan datanya diuji,’’ jelas Kadar. (git/ano/mas/end)