Kuliah Umum Denny JA di Hari Sumpah Pemuda, Bicara soal Bahaya AI dan Hoaks di Pilpres 2024
Menurutnya, publik perlu perbanyak sumber-sumber cek fakta. Dia menyarankan setiap media besar dan pemerintah sudah sewajarnya memiliki rubrik cek fakta yang makin aktif untuk ikut menyaring berita-berita hot dan viral di publik.
"Umumnya hoaks beredar di kalangan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan WhatsApp. Selayaknya para penanggungjawab platform-platform tersebut juga mencari cara kerja sama dengan Lembaga cek fakta untuk ikut menyaring hoaks," sambung Denny.
Kuliah umum ini dikerjakan LSI Denny JA dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Kuncie, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Executive Education: Mini MBA Political Marketing.
Selain topik mengenai AI, Denny J.A juga membaca isu-isu penting pilpres ini dalam kerangka teori yangd ia ciptakan dan tulis sendiri dalam bukunya yang berjudul “Membangun Legacy, 10 P untuk Marketing Politik: Teori dan Praktik.”
Sesi guest lecturer dalam kuliah umum tersebut juga diisi oleh Sunarto Ciptoharjono, sebagai Ketua Umum Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI).
Dalam sesinya, Sunarto menjelaskan bahwa lembaga survei adalah anak kandung demokrasi karena merekam suara rakyat dari waktu ke waktu.
Namun, publik perlu memiliki panduan untuk memisahkan mana lembaga survei yang kredibel dan mana yang buruk.
Program Mini MBA Political Marketing ini adalah program pertama dan satu-satunya yang memberikan materi komprehensif, tidak hanya dari teori tetapi juga implementasinya dalam isu-isu politik yang aktual. (flo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!