Kunci Gatot Nurmantyo Ada di Prabowo Subianto
Lebih lanjut Pangi menuturkan, hasil survei sejumlah lembaga menempatkan elektabilitas Jokowi unggul atas Prabowo.
Namun, elektabilitas Jokowi tidak sampai di atas 50 persen. Hal itu menandakan publik menginginkan adanya nama lain, selain Jokowi dan Prabowo.
“Masyarakat menginginkan nama lain atau nama baru,” kata dia.
Pangi menuturkan, Gatot bisa saja menjadi kuda hitam atau sebagai meteor baru jelang pilpres 2019. Dia mengingatkan, 1,5 tahun ke depan bukan tidak mungkin ada sosok baru yang bisa menjadi figur untuk menantang Jokowi dan Prabowo.
Pangi mengatakan, elektabilitas Jokowi kemungkinan tidak bisa naik lagi. Di satu sisi, Jokowi butuh pendukung yang konsisten atau strong voter. Tapi, di sisi lain, tidak ada pemilih dari segmen lain yang masuk ke Jokowi.
Selain segmen pemilihnya yang selama ini sudah ada. Sedangkan elektabilitas Prabowo juga stagnan. Pangi menegaskan dalam kondisi seperti ini undecided voters, pemilih yang belum mantap melakukan pemilihan bisa saja beralih ke tokoh baru.
“Tokoh itu bisa saja tokoh antitesisnya Jokowi. Bisa saja tokoh yang sudah terlihat programnya dan populis seperti Gatot,” tegas Pangi.
Apalagi, ujar dia, sekarang sudah ada partai politik yang tertarik sama Gatot. Meskipun, ada beberapa di antaranya ingin Gatot di posisi calon wakil presiden dipasangkan dengan Jokowi. Namun, Pangi berpendapat, kalau Gatot dipasangkan dengan Jokowi, belum tentu efektif.