KUR Pertanian Demi Mewujudkan Lumbung Pangan Indonesia
"Dengan demikian, harga komoditi kita dapat bersaing di kancah internasional, dapat ekspor sesuai program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor. Kita komitmen dengan Gratiek ekspor tersebut,’’ tegas Indah.
Di kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengatakan, turunnya suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan menjadi angin segar bagi petani. Pasalnya, KUR untuk petani skemanya berbeda dengan KUR pada umumnya.
"Petani mendapatkan keringanan untuk membayarnya, yakni dapat dibayar dan boleh dicicil pada saat produk pertaniannya sudah menghasilkan (panen). Ini tentu memudahkan para petani, misalnya petani mengajukan KUR Rp 50 juta (tanpa agunan) untuk modal usaha taninya yang berupa tanaman padi atau jagung,” ujar Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menggambarkan, tanaman tersebut baru menghasilkan setelah kurang lebih tiga bulan. Jadi ketika sudah 3 bulan, petani dapat melunasinya. KUR yang disediakan Kementerian Pertanian saat ini sebesar Rp 50 triliun. KUR ini akan disalurkan ke petani yang memang membutuhkan modal usaha tani.
Targetnya dalam 6 bulan total seluruh KUR (Rp 50 triliun) sudah tersalurkan ke petani.
"Agar KUR ini dapat tersalurkan secara adil dan merata, daerah harus turut berperan. Kepala dinas pertanian berperan untuk mengeluarkan surat pernyataan bahwa petani/kelompok tani tersebut berhak mendapatkan KUR," pungkas Sarwo Edhy.
Sementara, petani Garut sangat antusias untuk membantu peningkatan produksi pertanian menuju ketahanan dan lumbung pangan nasional. Yang penting, pemerintah melalui Kementan dan perbankan benar-benar mau membantu mempermudah KUR bagi petani.
‘’Selama Pemerintah benar-benar membantu mempermudah, para petani Garut siap menyerap KUR untuk pertanian hingga Rp 5 triliun,’’ kata Anggota Tim Percepatan Asuransi Pertanian dan KUR Nur Budi Hariyanto usai pertemuan Koordinasi Percepatan Penyerapan KUR tersebut.