Kursi Turun, Ical Mengaku Bertanggungjawab
Ical menegaskan tidak ingin mengajak kadernya memasuki alam melankolis dan larut dalam pesimisme. Malah Ical ingin mengajak untuk melihat satu sisi baik serta sebuah pencapaian yang sebenarnya bermakna sangat positif.
Meski jumlah kursi DPR yang diperoleh menurun dari 106 menjadi 91, namun menurutnya secara nasional perolehan suara meningkat.
"Dukungan suara nasional yang diumumkan resmi KPU (Komisi Pemilihan Umum) lebih dari 18 juta suara atau 14,75 persen suara nasional. Artinya kita mendapat tambahan lebih dari empat juta dibandingkan dengan perolehan suara pada pemilu sebelumnya," katanya.
Jadi, dia menegaskan, jumlah dukungan rakyat bagi Golkar meningkat dibandingkan dengan perolehan pada Pileg 2009. Ical mengatakan walaupun peningkatan suara ini relatif kecil, namun sebenarnya jika dilihat dari perspektif kesejarahan, maknanya sangat penting.
Dijelaskan, dalam setiap pemilu di masa reformasi, perolehan suara Partai Golkar cenderung terus menurun. Yakni, 24 persen pada Pemilu 1999 menjadi 21 persen pada Pemilu 2004, kemudian merosot lagi menjadi 14.5 persen pada Pemilu 2009.
"Karena itu, dengan perolehan suara sebesar 14.75 persen pada pileg 2014, kita dapat berkata bahwa untuk pertama kalinya dalam pemilu di masa reformasi, suara rakyat bagi partai beringin tidak lagi terus menurun," katanya.
"The historical decline has been arrested: kita sudah berhasil menghentikan tren sejarah yang terus menurun tersebut," timpalnya.
Dia menambahkan, atas upaya bersama telah membawa partai dalam sebuah posisi rebound. "Yakni sebuah posisi dengan fondasi yang jauh lebih baik untuk merebut kembali kejayaan partai dalam pemilu di masa-masa mendatang," paparnya. (dms)