Lab 45 Sebut Indonesia Butuh Rp 3.600 Triliun untuk Optimalisasi Ekonomi Biru
Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Sulawesi Utara Fransiscus E. Manumpil berpandangan bahwa perlu adanya transformasi lain yaitu melalui mekanisme pendekatan ekonomi biru dengan pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir dan perairan yang optimal namun dengan konteks hemat ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Tidak hanya sektor perikanan ataupun pariwisata, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menjaga iklim salah satunya melalui potensi Blue Carbon yang dapat menjadi ujung tombak penurunan emisi di Indonesia," ungkap Fransiscus.
Menjaga Keberlanjutan Ekonomi Biru
Senior Vice President & Executive Chair Konservasi Indonesia Meizani Irmadhiany meningatkan pentingnya menjaga kelestarian alam dalam memanfaatkan potensi dan keberlanjutan Ekonomi Biru di Indonesia.
Sebab, potensi pengembangan ekonomi Indonesia dari sumber daya pesisir dan maritim atau ekonomi biru menjadi salah satu fondasi memajukan kesejahteraan masyarakat serta untuk menaikkan PDB negara.
"Untuk memastikan aktualisasi potensi tersebut, perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan ekosistem, serta pengembangan sumber daya manusia, teknologi dan kebijakan berbasis sains menjadi pilar penting pembangunan ekonomi biru ke depannya” kata Meizani.
Guru Besar FPIK Universitas Sam Ratulangi, Prof Rene Charles Kepel menagatakan sumber daya kelautan Indonesia yang sangat kaya, seperti rumput laut dan perikanan.
Namun, potensi ekonomi biru Indonesia belum secara optimal dimanfaatkan. Saat ini masih hanya terfokus pada beberapa sektor saja.