Lagi, Abu Sayyaf Beraksi, Culik Tiga Awak Kapal
jpnn.com - KUALA LUMPUR - Kelompok Abu Sayyaf kembali beraksi. Sabtu (10/9) malam, tiga anak buah kapal berbendera Malaysia diculik. Kuala Lumpur baru membenarkan kejadian ini pada Minggu (11/9).
"Kapal pukat itu tercatat milik Malaysia,” kata Wan Abdul Bari Abdul Khalid, kepala Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom).
Dia menambahkan, insiden tersebut terjadi di perairan Pulau Pom Pom di sisi timur Sabah. Dia tidak menyebut Abu Sayyaf sebagai pelaku penculikan di pulau yang tersohor sebagai arena scuba diving itu. Tapi, dia menyatakan Abu Sayyaf sebagai penguasa perairan tersebut.
Terpisah, Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Zahid Hamidi mengungkapkan bahwa kelompok penculik yang mengharapkan tebusan merupakan pelaku penyanderaan tersebut. ”Pelakunya adalah kelompok penculik yang beroperasi di kawasan selatan Filipina dan di dekat pulau-pulau Malaysia. Kendati pengawasan di wilayah itu sangat ketat, kelompok tersebut tetap bisa bermanuver dengan bebas,” terangnya seperti dilansir New Straits Times.
Zahid mengatakan, tiga anak buah kapal yang kini dibawa para pelaku itu bukan warga negara Malaysia. Melainkan, mereka tercatat sebagai penduduk tetap Malaysia. Free Malaysia Today menyebut tiga korban penculikan itu ialah orang-orang Bajau, Filipina. Menurut pemilik kapal ikan berwarna hijau tersebut, satu di antara tiga orang yang diculik itu adalah si nakhoda.
”Mereka adalah tiga dari total 11 kru kapal. Penculikan terjadi sekitar pukul 22.20 waktu setempat saat kapal menuju kawasan selatan Filipina,” tulis The Star Online mengutip keterangan pemilik kapal yang tidak mau disebutkan namanya.
Konon, ada tujuh pelaku yang naik ke kapal dan meneror para kru sebelum akhirnya membawa nakhoda dan dua anak buahnya. Para sandera langsung dibawa ke Pulau Tawi Tawi.
Sejak Presiden Rodrigo Duterte berkuasa, Filipina semakin gencar memburu Abu Sayyaf. Bahkan, hingga ke hutan dan pegunungan Jolo yang menjadi sarang mereka. Terutama, hutan Patikul, Indanan, dan Parang. Di kawasan itu, ada sedikitnya 9.000 personel militer dan kepolisian Filipina yang melancarkan operasi perburuan militan. Mereka mengepung kantong-kantong Abu Sayyaf untuk memutus rantai makanan dan logistik kelompok tersebut.