Lahir sebagai Laki – laki, Ikut Miss Universe 2018
Selain berdiri mewakili mereka yang jadi korban perundungan, Ponce ingin menyadarkan arti keberagaman. Dia mewakili keberagaman perempuan, etnis, ras, serta golongan apa pun di dunia ini. Dengan menyuarakan toleransi dan keberagaman, Ponce ingin perdamaian bisa terwujud.
Selama karantina hingga final show, Ponce benar-benar membuktikan bahwa dia sangat respek pada keberagaman. Dia menjalin persahabatan dengan kontestan lain yang berbeda ras atau etnis dengannya. Para kontestan lain pun menilai Ponce luar biasa baik.
Salah satunya Tamaryn Green, perwakilan Afrika Selatan yang menjadi runner-up 1 Miss Universe 2018. ”Urutan tampil kami sangat dekat, setelah saya baru dia karena disusun secara alfabetis,” kata Green saat ditemui di after party Senin malam di Hotel Dusit Thani, Bangkok.
Green mengungkapkan bahwa Ponce punya semangat yang luar biasa. ”Dia baik hati dan sangat percaya diri. Inspiratif!” kata Green.
Meski Ponce tak terlalu lancar berbahasa Inggris, Green selalu membantunya agar bisa berinteraksi dengan lebih lancar. Hal serupa dikatakan perwakilan Swedia Emma Strandberg. Dia dekat dengan Ponce karena negara yang diwakili sama-sama berinsial ”S” sehingga giliran tampil mereka berdekatan.
Meski terhalang kendala bahasa, Strandberg dan Ponce tetap kompak. ”Kami saling mengingatkan apa yang harus dilakukan di panggung dan hal-hal teknis lain,” ujar Strandberg.
Saat segmen khusus Ponce disiarkan, Strandberg terharu. ”Saat melihat videonya, aku ikut menangis saking luar biasanya dia,” ujar Strandberg.
Sambutan positif juga diterima Ponce dari luar. Misalnya, National Director Cayman Islands Latrese Haylock. Dia tak mempermasalahkan kesertaan Ponce. ”Bagus malah, dia membuka peluang transgender untuk ikut serta dan memperjuangkan hak mereka. Itu sangat luar biasa,” kata Haylock.