Lahirnya Golkar Institute Membuktikan Airlangga Hartarto Lebih Berkualitas dari Ketum Partai Lain
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, kehadiran Golkar Institute menjadi salah satu cara Partai Golkar menjawab tantangan zaman, termasuk menjadi bagian dari penerapan politik modern.
Golkar Institute terbentuk ketika partai beringin dinakhodai Airlangga Hartarto sebagai ketua umum. Menurut Azra, Dedi Kurnia Syah karib disapa, kehadiran Golkar Institute sekaligus menandai kesadaran saintifik Airlangga Hartarto di internal partai.
“Golkar Institute menandai kesadaran saintifik Airlangga Hartarto. Ia menyadari jika sebagai ketua umum harus meninggalkan legacy, dan upaya ini sangat baik,” kata Dedi kepada media, Jumat (9/7).
Dedi menilai, kehadiran Golkar Institute, termasuk efek positif yang dibuat, akan menjadikan Airlangga sebagai tokoh politik paling berjasa di internal partai beringin.
Pasalnya, lelaki kelahiran Surabaya, Jawa Timur, yang juga masih keturunan Trah Mangkunegara VI itu berjasa menghubungkan kebijakan politik dengan dasar intelektual.
“Saya rasa ini hal positif yang belum dimiliki banyak partai di Indonesia. Dengan pendekatan saintifik, Golkar saya pikir mampu bergerak sesuai kebutuhan masyarakat. Ini karena menggunakan data-data ilmiah,” ungkap Dedi.
Pada hajatan Pilkada 2020, misalnya, melalui pendekatan saintifik, kebijakan yang dibuat Airlangga, Golkar berhasil menjadi partai pemenang pesta demokrasi. Partai beringin mampu mengantongi kemenangan lebih dari 61 persen.
Menurut Dedi, pola baru yang digunakan Golkar menegaskan posisi Airlangga sebagai tokoh politik yang mau dan bisa berpikir maju dan rasional. “Meskipun bisa saja tidak populer, tetapi substansinya Airlangga menjadi tokoh dengan kualitas berbeda dari para ketua umum partai politik lainnya,” kata Dedi.