Larang Anak Main Gadget tapi Ortu kok Tergila-gila Medsos
Survei menyebutkan 67 persen dari 2.818 anak SD tergantung pada gadget. Sementara, 4.500 remaja di 12 provinsi sudah pernah nonton pornografi. Sangat miris!
Semestinya, kata Kak Seto, saat anak kecanduan gadget, orang tua harus bekerja sama menghilangkan pengaruh candu itu. Ortu jangan hanya jago memberikan instruksi. Misalnya, jangan main gadget tapi ortu sendiri tergila-gila medsos.
Menurut Kak Seto, menghilangkan kencanduan pada gadget, harus lewat kerja sama yang menyenangkan antara orang tua dan anak. Ajak anak bermain di luar agar dia tahu nikmatnya dibanding main gadget.
"Perilaku anak itu 20 persen ditentukan faktor bawaan, 80 persen faktor lingkungan. Anak jadi tidak mau belajar dan menjadi nakal karena faktor lingkungan. Orang tua harus ingat, belajar akan lebih efektif bila suasana gembira dan cara menyenangkan," tuturnya.
Orang tua juga harus berada di garda terdepan melindungi anak dan bukannya melakukan kekerasan kepada anak. Anak adalah peniru terbaik. Kalau anak diminta senyum, hendaknya dimulai dari ortu. Anak diminta jangan membentak dan kasar, dimulai juga dari ortu. Anak diminta jangan main gadget..ortu juga jangan main gadget .
Kak Seto pun mengetuk hati seluruh orang tua. IQ bukan segala-galanya. Masih ada kecerdasan lain yaitu kreativitas, moral anak. Sesungguhnya, kunci sukses pada anak adalah kreativitas. Jadi belajar tidak harus dengan kekerasan. Mengajari anak dengan lagu adalah pilihan terbaik. Membuat suasana lebih menyenangkan.
"Orang tua jangan melupakan diskusi dalam keluarga, dongeng, dan permainan tradisional. Survei menyebutkan 70 persen ortu belum bisa mendidik anak zaman now. 60 persen ortu hanya memetingkan prestasi anak tanpa melihat kecerdasan lain. Ini yang harus diubah," tegasnya.
Dia menceritakan pernah dipanggil Presiden Jokowi. Presiden prihatin dengan kecenderungan anak dengan gadget.