Layak Diacungi Jempol, Rahmat Hebat!
”Ide ini sebenarnya muncul sejak 2014. Namun, karena saat itu saya masih jalan sendiri, untuk eksekusinya cukup susah. Belum banyak orang yang percaya kalau donasi tersebut akan benar-benar disalurkan pada yang membutuhkan,” jelas alumnus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ini.
Setelah vakum beberapa bulan, pada 2015, dengan upgrade (penambahan) ide dan masukan dari dr Gamal Albinsaid, Rahmat kembali termotivasi untuk melanjutkan keinginannya membantu orang-orang yang membutuhkan.
”Waktu awal dulu masih sebatas menggunakan poster, lalu sedikit demi sedikit mulai merambah lewat media sosial (medsos) lewat Facebook dan Twitter,” beber pemuda asal Kediri itu.
Belakangan, Ayo Tolong juga mulai menggunakan Instagram untuk menyosialisasikan kegiatan mereka.
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, Ayo Tolong juga menggandeng Indonesia Medika serta Lembaga Pendidikan Dakwah dan Sosial (LPDS) Fastabiqul Khairat Malang.
”Untuk membangun kepercayaan masyarakat, biasanya dari lembaga tersebut akan menyalurkan pasien mereka untuk kami tangani. Dengan demikian, lambat laun, Ayo Tolong mulai dikenal dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat,” terang dia.
Ke depan, Rahmat berharap, Ayo Tolong juga bisa menjadi yayasan yang berdiri secara mandiri.
Sejak aktif menghimpun bantuan dua tahun lalu, sebanyak 62 pasien telah dibantu Ayo Tolong.