Lebaran yang Berantakan
Sabtu, 03 September 2011 – 08:57 WIB
Akan tetapi ketika semua perhitungan itu sudah dirancang dengan matang, dengan berpedoman pada kalender yang sudah disepakati publik, tiba-tiba dengan enteng pemerintah Yudhoyono menggeser Lebaran sehari ke belakang. Padahal pemerintahan sebelumnya, dalam soal Lebaran, nyaris tidak pernah bergeser dari hari dan tanggal di kalender yang sudah bertanda “merah”.
Akibatnya, para ibu rumah tangga mengeluh karena hasil kerja keras mereka seperti mubazir. Opor, ketupat, sambel goreng ati, juga sayur labuh siam yang sudah dipersiapkan sehari sebelumnya, pasti tak akan sanggup dipertahankan bila diulur sehari lagi. Kalau toh bisa, rasanya pasti sudah tidak lezat lagi.
Begitulah, Lebaran 1 Syawal 1432 Hijriyah ini memang telah kehilangan dimensi spiritual, sosial, ekonomi dan budayanya. Justru dimensi politiknya yang merayap dari mulut ke mulut, dari rumah ke rumah, dari HP ke HP, hingga berkelana bebas di dunia maya.