Lebih Bangga Murid Sukses daripada Manggung Bareng Queen
jpnn.com - Usianya tak lagi muda. Sudah lebih dari setengah abad. Namun, bila sedang memegang harpa, jari-jemari lentik plus penghayatan dan tenaganya tidak berbeda jauh dengan murid-muridnya yang masih muda-muda.
Laporan Panji Dwi Anggara, Jakarta
============================
Perempuan blasteran Indonesia-Prancis itu bernama Heidi Awuy. Kepiawaiannya memainkan harpa jangan ditanya lagi. Bahkan, beberapa kali dia tampil dalam pertunjukan-pertunjukan musik bergengsi di luar negeri. Pada usia yang menginjak 52 tahun, selain tetap cantik, Heidi belum mau gantung harpa. Dia masih ingin menularkan ilmunya yang langka itu.
Sejak umur 3 tahun, Heidi mengenal berbagai alat musik klasik milik orang tuanya. Dia tumbuh dalam keluarga yang percaya bahwa musik adalah pintu untuk menikmati keindahan.
Pada usia 5 tahun, pemilik nama lengkap Heidi Elizabeth Evelyne Estelle Awuy Tumbelaka tersebut sudah mahir memainkan piano. Setahun kemudian, giliran biola yang dikuasai. Dua alat musik itu menjadi teman sejatinya melewati masa kecil di Jerman.
Namun, semua berubah saat Heidi pulang ke negara kelahirannya, Swiss. Oleh ayahnya yang seorang diplomat senior Kementerian Luar Negeri Indonesia, Heidi lalu dikenalkan pada harpa. Suara dentingannya yang magis dan menyentuh hati membuat Heidi langsung jatuh hati.
’’Sayangnya, ketika itu papi tidak mau membelikan harpa. Katanya, alat itu terlalu sulit. Apalagi buat anak kecil seperti saya,’’ kenang Heidi ketika ditemui di rumahnya, kawasan Jakarta Selatan, kemarin (15/8).
Diam-diam, tanpa sepengetahuan sang ayah yang meragukan kemampuan bermusiknya, perempuan kelahiran 23 Oktober 1962 itu berlatih harpa di sekolah, tempat dirinya menimba ilmu. Karena sudah passion, ibu empat anak itu tidak butuh waktu lama untuk menguasai alat musik yang diilustrasikan sebagai malaikat tersebut.