Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lewat Sahitya Sejumlah Dokter Hilangkan Citra Buruk Gangguan Jiwa

Sabtu, 27 April 2019 – 17:03 WIB
Lewat Sahitya Sejumlah Dokter Hilangkan Citra Buruk Gangguan Jiwa - JPNN.COM
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu Jakarta membentuk komunitas peduli kesehatan mental bernama Sahitya. Foto dok Sahitya

jpnn.com, JAKARTA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu Jakarta membentuk komunitas peduli kesehatan mental bernama Sahitya.

Komunitas ini dibentuk lantaran banyaknya pemahaman yang salah, hal-hal yang tabu, serta adanya pandangan buruk (stigma) di masyarakat Indonesia terhadap pasien penderita gangguan kejiwaan.

“Masalah kesehatan mental masih menjadi hal tabu, sehingga banyak orang yang mengalami persoalan kesehatan jiwa menjadi ragu untuk mencari pertolongan. Di sini pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat menjadi utama untuk mencapai kesembuhan,” kata Direktur RSUD Pasar Minggu dr.Yudi Amiarno di Jakarta, Sabtu (27/4).

Dr. Yudi bersama sejumlah dokter lainnya, seperti dr. Yaniar Mulyantini SpKJ, dr. Poppy Sitepu Sp.KJ serta pimpinan Komunitas Sahitya, Indah Puspita, menjadi pembina Komunitas Sahitya.

Visi Komunitas Sahitya adalah membangun masyarakat yang peduli mengenai pentingnya kesehatan mental di masyarakat. Komunitas Sahitya juga merupakan binaan dari RSUD Pasar Minggu Jakarta.

Dr. Yudi mengatakan, manusia modern sekarang ini memang lebih maju dibandingkan dengan masyarakat tradisional, namun kehidupan yang ada di tengah masyarakat juga semakin kompleks dan rumit. 

Beragam persoalan dan tekanan hidup telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan sehingga sebagai konsekuensianya ada sebagian masyarakat yang menjadi rentan terhadap persoalan dan tekanan hidup tersebut.

Sementara itu, dr. Yaniar Mulyantini mengatakan, manusia modern seharusnya bisa berpikir  lebih bijaksana dan arif dalam mengatasi persoalan hidup yang ada. 

Komunitas ini dibentuk lantaran banyaknya pemahaman yang salah, hal-hal yang tabu, serta adanya pandangan buruk (stigma) di masyarakat Indonesia terhadap pasien penderita gangguan kejiwaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News