Lihat, Hamparan Ikan Mati di Danau Maninjau, Ribuan Ton!
Mereka hanya membiarkan ikan yang mati merapung dan tenggelam ke dasar danau.
“Ikan-ikan mati ini tidak akan dibuang ke luar danau atau dikubur. Jika hal itu harus dilakukan akan memakan waktu lama dan menguras tenaga warga sekampung. Solusinya, dibiarkan saja karena dalam kurun sepekan ikan mengendap ke dalam danau,” sebut Anto, 32, penambak ikan di Bandakoto, Jorong Ambacang.
Anto juga menyebut, pengaruh minyak bangkai ikan tidak akan berdampak seperti virus. Menurutnya, kematian ikan hanya semata kekurangan oksigen.
“Setiap hari dan setiap kali panen, keramba selalu diisi dengan bibit baru. Kalau sekarang ini tentu tidak bisa lagi begitu. Kami harus menunggu kondisi danau pulih. Biarkan bangkai ikan tenggelam ke dasar danau dulu sekitar 15 hari, baru diisi bibit lagi. Saat ini ikan yang tersisa juga tidak akan mau makan, tunggu air normal oksigen cukup baru dikasih makan lagi,” jelasnya.
Salah satu upaya yang masih dapat diupayakan penambak, lanjutnya, hanyalah dengan tetap menjaga kadar oksigen.
“Musibah matinya ikan tahun ini, termasuk yang terparah dibanding tahun lalu. Jika sebelumnya yang mati hanya kategori ikan siap panen, sekarang kategori bibit ikan juga ikut mati,” tambahnya.
Anto, juga menyebut soal kerugian menjadi derita masal para penambak yang umumnya tidak memiliki asuransi usaha.
“Setahu saya tidak satupun yang mengansuransikan usaha tambak ikan ini. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pemilik tambak, namun para pekerja borongan bongkar muat. Sekitar 3 hingga 4 bulan ke depan, pekerja borongan akan menganggur karena tidak ada yang panen,” katanya.