Lima Tahun Para Guru Besar UI Bermusik Jazz
Sulit Bikin Lagu karena Tak Biasa CeletukanRabu, 31 Desember 2008 – 00:25 WIB
Paulus yang kelahiran Solo, 29 Mei 1949, tersebut mengaku The Prof lebih banyak membawakan lagu bernuansa jazz. Mereka lebih senang mendendangkan lagu-lagu jadul alias zaman dulu daripada lagu-lagu yang sedang ngetren saat ini. ’’Banyak lagu lama yang bagus. Easy listening, enak didengar,’’ kata suami Catharina Wirutomo tersebut.
Sayangnya, di antara sekian banyak lagu yang mereka lantunkan, tak ada satu pun yang diciptakan sendiri. Hingga kini, para profesor itu tidak merilis lagu sendiri. Bukan karena tidak mau. Mereka mengaku sudah berusaha. Hanya, karena tak pernah punya waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikiran, usaha mereka tidak pernah berhasil. ’’Akhirnya mandul. Ditunggu-tunggu nggak ada yang muncul,’’ ujar bapak dua anak itu lantas tersenyum.
Bukan hanya karena kesibukan dan sulitnya berkonsentrasi. Mandulnya The Prof dalam menciptakan lagu diduga juga disebabkan sifat perfeksionis orang-orang pintar tersebut. ’’(Bagi) profesor itu kan segala sesuatunya harus selalu dipikirkan. Sementara lagu yang bagus itu kan justru dari celetukan-celetukan. Kami kan nggak bisa. Bahasa Indonesia-nya, jelek aja kita malu,’’ tuturnya.
Selama lima tahun berkarir, baru satu album yang mereka telurkan. Itu pun tidak diperjualbelikan secara bebas. Album bertajuk The Prof Band tersebut hanya diproduksi sekitar 500 CD dan diedarkan untuk kalangan sendiri pada 2005.