Linmas Banyuwangi Ikut Buru Kemiskinan dan Anak Putus Sekolah
jpnn.com - BANYUWANGI - Peran petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang selama ini hanya sebatas penjaga keamanan wilayah kini diperluas fungsinya. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjadikan personel Linmas berperan aktif dalam pelaksanaan program-program pembangunan, seperti sebagai tim pemburu kemiskinan, anak putus sekolah, dan mendorong masyarakat memanfaatkan pusat layanan kesehatan di desa-desa.
Anas mengatakan, berbagai program pembangunan seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat menjadi prioritas utama pemerintah daerah Banyuwangi.
Untuk mempercepat berhasilnya program tersebut, peran petugas Linmas perlu dioptimalkan karena perannya yang strategis berhadapan langsung dengan masyarakat. "Seiring dengan program pembangunan kita yang berbasis desa, maka Linmas yang banyak tersebar di desa ini fungsinya perlu diperluas untuk membantu program pembangunan yang dilaksanakan di desa-desa," kata Anas saat bersilaturahim dengan 8.700 personel Linmas di Banyuwangi.
Silaturahim tersebut juga dimaksudkan untuk mewujudkan pemilihan presiden yang aman dan demokratis.Anas melanjutkan, petugas Linmas bisa berperan membantu warga yang sakit ke puskesmas terdekat. Mereka juga bisa mengusulkan anak miskin berprestasi yang ada di desanya untuk mendapatkan beasiswa Banyuwangi Cerdas melalui kantor desa.
"Saya juga minta linmas bisa ikut terlibat aktif dalam program pengentasan buta aksara, kalau masih ada warga yang belum bisa baca diantarkan ke kantor desa untuk ikut belajar bersama. Kita masih punya pekerjaan rumah mengentaskan sisa 1 persen warga yang masih buta aksara," pinta Bupati.
Pelibatan berbagai komponen dalam pembangunan di Banyuwangi, sambung Anas, adalah wujud dari pembangunan berbasis partisipasi yang digalakkan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut. Semua pihak harus berpartisipasi karena tentu berbagai problem pembangunan tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Partisipasi penting agar program pembangunan berhasil.
”Omong kosong bila ada program pembangunan berhasil tanpa partisipasi seluruh elemen. Di sini kami berikhtiar untuk menumbuhkan pembangunan berbasis partisipasi, bukan mobilisasi,” jelas Anas.
Selain petugas Linmas, Banyuwangi sebelumnya sudah melibatkan berbagai elemen untuk menyukseskan program-program pembangunan. Misalnya, pelibatan guru dan relawan untuk pemberantasan buta aksara dan pengentasan anak putus sekolah yang kini programnya masih berjalan.