LKS Ajak Siswa Bahas Perselingkuhan
Wanita ramah itu melanjutkan, masih ada hal lain dalam teks bacaan tersebut. Yakni, dalam paragraf tujuh hingga akhir. Maknanya menjelaskan bobroknya negara.
"Seharusnya jangan membicarakan kegagalan negara, tetapi lebih pada membangun rasa nasionalisme siswa. Rasa cemburu lebih tepat dikaitkan dengan siswa berprestasi sehingga mampu memotivasi siswa," jelas guru kelas 2 SMP.
Sekretaris Dispendik Tulungagung, Bambang Triono mengatakan pihaknya bakal mengklarifikasi pemuatan teks bacaan Perlu Orane Rasa Cemburu ke tim penyusun, yakni Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). "Nanti kami klarifikasi dulu. Yang jelas tetap diproses," katanya.
Sedangkan di Madiun, umpatan seperti "Bangsat, Kurang Ajar, dan Bajingan" tertuang dalam cerpen di buku pelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 kelas VII SMP. Kalimat itu tertulis dalam dialog seorang polisi desa di cerpen karya Muhammad Ali yang berjudul "Gerhana" di halaman 225.
"Kami rasa itu kurang pas jika harus disampaikan ke peserta didik. Selain itu, kami akan pelajari buku tersebut," kata Kepala SMPN 10 Kota Madiun Muhammad Nasir kemarin (31/8).
Terkait dengan kalimat di cerpen itu, Nasir menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMP dan sekolah lain yang menjadi pilot project kurikulum baru. Selanjutnya, kasus tersebut akan dilaporkan ke Kepala Dikbudpora Kota Madiun Suyoto untuk ditindaklanjuti. (jpnn)