Lobster Dibatasi, Nelayan Buru Bawal
jpnn.com - KULONPROGO - Nelayan di Pantai Congot, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta masih menikmati musim ikan bawal. Bahkan kendati momen Imlek telah berlalu, harga jualnya mastih bertahan tinggi.
Nelayan mengaku lebih semangat berburu ikan bawal lantaran perburuan lobster kini dibatasi. Terlebih, musim ikan bawal biasanya datang bersamaan dengan musim udang lobster.
Tanda musim ikan bawal bersamaan dengan musim penghujan, angin laut masih bertiup kencang dan arus laut masih ditemukan kuat. Namun, gelombang tidak terlalu tinggi .”Musim seperti ini ikan bawal selalu muncul secara berkoloni, jika beruntung mereka akan nyangkut di jarring,” kata Gandung, 50, salah satu nelayan di Pantai Congot seperti dikutip Radar Jogja.
Sama seperti udang lobster, ikan bawal saat arus kuat juga keluar dari sarang. Namun karena ukuran lobster dibatasi, nelayan pun memilih bawal.
Mereka memang masih sering mendapatkan lobster. Tetapi, jika ukurannya tidak masuk, pasar juga tidak mau menerima.
Gandung menambahkan, ikan bawal justru menjadi salah satu komoditas ekspor. Saat ini harganya masih relatif tinggi.
Musim ikan bawal biasanya tidak lama. Namun, kondisi laut saat ini sangat bersahabat dengan nelayan, kendati intensitas hujan belakangan ini masih tinggi. ”Gelombang hanya mencapai ketinggian satu meter, bahkan jatuhnya ndlosor (landai, red). Namun, kendalanya angin kencang dan banyak sampah,’’ jelasnya.
Nelayan lain, Kadiran, 45, menambahkan, di Pantai Congot sedikitnya ada 15 perahu yang aktif setiap hari melaut. Setiap nelayan sekali turun melaut butuh biaya operasional sekitar Rp 200 ribu untuk beli bahan bakar, makan dan rokok. ”Kemarin ada yang berhasil mendaratkan ikan bawal cukup banyak, bahkan saat di lelang tembus Rp 15 juta bersih,’’ tambahnya.