Lokalisasi Ditutup, HIV/AIDS Menyebar
"Ya susah juga sih, kemarin waktu ditutup kami tidak diberi uang saku. Sedangkan itu adalah satu-satunya pekerjaan kami," ujarnya.
Wawan merupakan salah satu contoh di antara sekian banyak mucikari yang masih berusaha untuk menjalankan bisnis haramnya. Padahal, ada lebih dari sepuluh germo yang beredar di kawasan eks lokalisasi itu. "Teman-teman saya sih masih banyak, ya ada lah lebih dari sepuluh," imbuhnya.
Tak berbeda dengan cara sebelumnya, transaksi masih dilakukan melalui perantara. Hanya, saat ini bentuknya lebih berhati-hati. Pelanggan sekarang cukup menelepon mucikari yang bersangkutan untuk menanyakan stok PSK serta tempat eksekusi yang dituju. Biasanya hal itu dilakukan pelanggan lama yang sudah akrab dengan mucikari tersebut.
Sementara itu, pelanggan baru, kata Wawan, biasanya nongkrong di warung kopi untuk bertanya tentang PSK yang ingin digunakan. "Kalau yang baru, mereka bertanya-tanya langsung ke warung kopi. Nah, di situ kami juga stand by," ujarnya.
Setelah semuanya sepakat dengan transaksi, kini giliran PSK yang dipandu mucikari tersebut. Dari lokasi yang sudah disepakati, para PSK tersebut diantar dengan motor atau becak. ''Biasanya sih yang lebih banyak pakai becak. Soalnya, kalau kami yang antar, nanti bisa ketahuan," tuturnya.
Tak berbeda dengan kondisi di Kremil Tambakasri, pemandangan serupa terlihat di eks lokalisasi Bangunsari. Pasca ditutup Desember silam, ternyata aktivitas kafe belum sepenuhnya tutup. Menurut laporan warga, saat ini ada beberapa kafe dan tempat karaoke yang masih menjalankan aktivitasnya.
Arif An mengatakan, aktivitas kafe itu sebenarnya sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Bagi warga sendiri, aktivitas kafe tersebut masih dibiarkan karena jumlahnya memang sedikit. Namun, lama-kelamaan ada beberapa kafe yang mengikuti untuk buka. "Lama-lama banyak kafe yang buka lagi, bahkan tidak sedikit yang menyediakan miras," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan bukanya kafe, PSK mempunyai kesempatan untuk menjalankan profesinya lagi. Hal itu terbukti dari beberapa PSK yang mulai ramai di kafe-kafe tersebut. "Apalagi kalau Sabtu-Minggu, banyak PSK yang mulai berani berjualan lagi di situ," ujarnya.