Lokalisasi Ditutup, Penderita HIV-AIDS Malah Meningkat
jpnn.com - SANGATTA – Keputusan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menutup sejumlah lokalisasi bak pisau bermata dua.
Di satu sisi, penutupan itu membuat lokalisasi di Kutim berkurang.
Namun, di sisi lain, hal itu membuat praktik prostitusi terselubung semakin marak.
Banyak pekerja seks komersial (PSK) ramai-ramai berhijrah ke daerah perkebunan kelapa sawit di pedalaman Kutim.
Antara lain di Kecamatan Muara Wahau, Kongbeng dan Muara Bengkal, serta beberapa daerah lainnya.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kutim Harmadji Partodarsono mengatakan, sebelum lokalisasi ditutup, pihaknya bisa mengontrol kesehatan para PSK, serta meminimalisasi angka penderita HIV dan AIDS.
“Tapi kalau sekarang ini kan, susah sudah kami lakukan. Memang pemerintah bilangnya lokalisasi sudah ditutup, terus PSK sudah dipulangkan. Tapi faktanya, si mbak-mbaknya itu kan masih ada di daerah perkebunan, tidak pulang juga,” ujarnya.
Akibat PSK yang tak termonitor, lanjutnya, jumlah penderita HIV-AIDS di daerah pedalaman meningkat.