Lokalisasi Ditutup, Setiap PSK Dapat Rp 5 Juta
Buku tabungan itu, lanjutnya disertai dengan surat pengantar dari Pemkot Jambi. Sehingga ketika mereka akan mencairkan dana itu, harus dengan menyertakan surat pengantar ke bank. Jika tidak menggunakan surat pengantar, tabungan tersebut akan tetap terblokir. "Surat pengantar, dan hanya bisa dicairkan di bank di daerah mereka masing-masing," katanya.
Mereka yang pulang, menggunakan bus yang sudah dipersiapkan Pemkot Jambi. Dimana ada 32 PSK yang akan pulang ke kampung halamannya dari Langit Biru. Mereka akan ditemani petugas dari tim, sehingga nanti segi banyak di daerah asal, ada serah terima terlebih dahulu.
Uang kompensasi itu sendiri, lanjutnya merupakan uang biaya hidup selama tiga bulan. Selanjutnya, merupakan tugas daerah asal mereka masing-masing untuk membina lebih lanjut.
Dana kompensasi dari Kemensos itu sendiri menurutnya paling lambat sudah harus masuk ke rekening BRI Pemkot. Sehingga bisa langsung dibuatkan buku tabungan untuk eks PSK yang sudah mendaftar. "Karena buku tabungan sudah harus siap sebelum hari Senin," ujarnya.
Lalu, bagaimana dengan PSK Payo Sigadung yang tiba-tiba ingin pulang ketika deklarasi? Yasir mengatakan pada saat deklarasi, juga ada perwakilan dari BRI yang hadir.
Ketika mereka menyatakan setuju dipulangkan, saat itu juga eks PSK bisa langsung mengurus buku tabungan. "Makanya ada perwakilan BRI di sana," katanya.
Persiapan penutupan lokalisasi ini sendiri terbilang alot. Serangkaian rapat teknis telah berkali-kali dilaksanakan. Kemudian perlawanan dari penghuni lokalisasi juga beberapa kali dihadapi oleh Pemkot Jambi. Namun, tanggal 14 Oktober, lokalisasi tap ditutup.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jambi Irwansyah mengatakan ada antisipasi jika nanti terjadi perlawanan. Karena diperkirakan ketika tanggal 13 Oktober akan ada aksi dari penghuni Payo Sigadung.