Long Weekend, Desa Wisata Pentingsari Kebanjiran Tamu
Selama di Pentingsari, siswa Al Azhar melakukan berbagai kegiatan. Selain melakukan wawancara dengan warga sekitar dan menyusun laporan kegiatannya, mereka juga mengikuti kegiatan harian tuan rumah homestay tempat mereka tinggal.
"Kelompok kami lakukan survei mengenai kripik jamur sebagai tugas sekolah. Kelompok yang lain temanya lain. Senang bisa merasakan keramahan warga di sini," tutur M Aksan, salah seorang siswa Al Azhar.
Sedangkan Trah S Wirjomihardjo memiliki agenda utama mengadakan pemilihan ketua. Pemilihan berlangsung di Pendopo Tengah dilakukan setelah mereka kembul bujono (makan bersama). Rombongan keluarga ini juga "pesta" bakar jagung usai pemilihan ketua berlangsung.
Dengan rombongan tamu kelompok besar yang menginap ini, suasana malam di Pentingsari pun terlihat semarak. Jalan-jalan kampung ramai dengan lalu-lalang sekelompok siswa yang mengerjakan tugas kelompoknya.
Pengelola Desa Wisata Pentingsari Doto Yogantoro terlihat sibuk berkordinasi dengan sejumlah pengurus. Mereka berbagi tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Serombongan ibu terlihat menyiapkan konsumsi bagi tamu, beberapa pemuda memandu tamu menuju homestay, yang lain pun menyiapkan peralatan sound system yang dibutuhkan tamu dan sebagainya.
"Semua terlibat. Tidak hanya yang terlihat di Pendopo ini. Yang di rumah pun menyiapkan kamar homestay untuk tamu. Kemudian memberikan layanan pada tamunya, termasuk menyiapkan sarapan pagi. Kami batasi maksimal seribu tamu dalam sehari dengan kegiatan berbeda. Kenyamanan tamu yang kami utamakan," urai Doto.
Keterlibatan masyarakat itulah yang membuat Pentingsari menjadi rujukan pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Bahkan oleh organisasi pariwisata dunia PBB atau UNWTO, Desa Wisata Pentingsari ditunjuk sebagai salah satu pilot project program Community Based Tourism dan Sustainable Tourism Development (Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan).