Lucinta Luna Sumber Bencana di Bridezilla
jpnn.com - Bertahu-tahun bekerja sebagai wedding organizer (WO) Dara (Jessica Mila) sudah kenyang menghadapi amukan para bridezilla. Itu loh, para calon pengantin perempuan yang bossy dan banyak maunya sehingga sangat mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Bikin emosional. Terakhir Dara kewalahan karena harus mengurus pernikahan selebriti Lucinta (Lucinta Luna), si bridezilla yang bikin Dara bete maksimal!
Puncaknya, pernikahan Lucinta amburadul lantaran si pengantin jatuh terjungkal. Nama baik WO milik Dara tercoreng. Dia dinilai tak becus menangani klien. Tak ingin bisnis WO-nya gulung tikar, Dara punya ambisi. Setelah dilamar kekasihnya, Alvin (Rio Dewanto), dia ingin membuat pernikahannya menjadi wedding of the year. Tujuannya, WO miliknya kembali mendapat reputasi baik.
Ambisi Dara membutakan matanya. Dia menjadi penuntut dan bossy. Bahkan, dia tak segan mendekati para sosialita hanya agar bisa naik kelas dan mengundang mereka ke pernikahannya. Dara yang sejak kecil punya impian menikah dengan perayaan istimewa sudah menjadi bridezilla di mata para sahabatnya.
BACA JUGA: Deddy Corbuzier: Lucinta Luna Sebenarnya Dilihat dari Dekat Cantik
Topik yang diangkat oleh film karya Andibachtiar Yusuf ini relate banget sama kondisi sekarang. Banyak orang berlomba-lomba menampilkan sisi terbaiknya demi pengakuan. Sedemikian hausnya akan pengakuan itu, mereka berusaha naik ke kelas sosial lebih tinggi dengan segala cara.
Kemasan film ini segar dan ringan. Tak cuma mengkritisi fenomena pergaulan metropolitan, Bridezilla juga mengupas perjuangan seorang perempuan. ’’Kami ingin menunjukkan sosok perempuan yang persisten. Dia tahu apa yang dia mau dan go for it,’’ jelas Yusuf, sutradara yang juga membuat film Love for Sale.
Duo penulis naskah, Lucky Kuswandi dan Fai Tirtha, juga memasukkan unsur drama yang cukup kuat. Ada adegan saat Dara dan ayahnya (Rukman Rosadi) berbincang seputar hakikat pernikahan. Cukup menyentuh dan inspiratif. Terlebih bagi mereka yang dalam waktu dekat menyiapkan pernikahan.
Lucky dan Fai sejatinya ingin ’’mengingatkan’’ soal ambisi lewat film ini. ’’Kita kalau terlalu berambisi mengejar sesuatu jadi lupa esensinya,’’ kata Lucky.